Minggu, 15 Desember 2013

Akhir Pekan di Jenawi, Sragen, Jawa Tengah.



Awan hitam berarak mendekati langit Bugisan kala aku dan mas Trustha Rembaka menghidupkan mesin motor yang akan membawa kami menuju Jenawi, Sragen, Jawa Tengah. Kami berangkat dari Bugisan,Yogyakarta pkl. 16.30. Jas hujan adalah barang utama yang kami siapkan disamping pakaian ganti mengingat hari – hari ini adalah musim penghujan. Motorpun terus melaju,menggendong kami menyusuri jalanan dipayungi awan hitam. Dan benar, setelah kami sampai di Kota Klaten hujan deras akhirnya mengguyur kami seolah mengerti bahwa kami belum sempat mandi. Akan tetapi kami tetap melanjutkan perjalanan kami dan mencoba bersahabat dengan hujan. Akhirnya hujan menjadi sahabat perjalanan kami, mengiringi kami dengan irama rintiknya. Meskipun demikian, ketika kami mulai menyusuri jalan berkelok di lereng – lereng bukit kami tidak merasa kedinginan. Entah memang karna udaranya tidak dingin atau karna kami sudah berdamai dengan air hujan kami juga tidak tahu.
Setelah 3,5 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di kecamatan Jenawi, Sragen, Jawa Tengah. Kami menginap di rumah bude Harsi (Bude mas Trustha) yang dengan ramah menerima kami. Ketika saya selesai membersihkan badan, baru kemudian saya merasa sangat dingin. Setelah kami ngobrol – ngobrol akhirnya kami memutuskan untuk istirahat.
Setelah melewati malam yang terasa panjang (karena hampir setiap jam saya terbangun) akhirnya saya memutuskan untuk bangun pkl. 05. 30. ku tebaskan Udara dingin yang semalaman menyelimuti ku lalu beranjak menuju dapur dan  membantu bude harsi memasak.
Pkl. 07.00 saya mandi untuk bersiap – siap mengikuti ibadah minggu di GKJ Jenawi Pepantan Jambon. Air di bak kamar mandi tak ubahnya seperti air yang keluar dari dalam freezer. Dingin, namun ada sensasi lain yang ku rasakan yakni segar, benar benar segar. Aku pun memberanikan diri menciduk lebih banyak lagi air lalu ku siramkan ke tubuhku.
Pkl. 08.00, kami tiba di gereja, seorang ibu yang sudah cukup tua nampa tergopoh – gopoh menuju gereja. Meskipun demikian, beliau menyempatkan diri memberi senyum dan salam kepada kami. Walaupun warga nampak sudah berkumpul, namun ketika kami memasuki gereja, kami hanya mendapai beberapa warga yang sudah duduk di dalam gereja. Kami pun memilih duduk di deretan yang belum terisi banyak oleh jemaat.
15 menit berlalu ketika ibadah belum juga dimulai, aku menyadari sesuatu. Tidak ada perempuan di deretan bangku dimana kami duduk. Ketika saya menengok ke barisan kanan, baru saya sadar ternyata para jemaat perempuan duduk terpisah dari laki – laki. Bukan hal yang baru bagiku memang, setidaknya ini pernah terjadi juga di gerejaku GKSBS Mesuji kala itu. Namun saya tidak menduga bahwa hal ini masih terjadi di GKJ untuk waktu sekarang ini. Namun demikianlah kenyataannya.
  
Setelah Ibadah selesai, kami 'nyekar' simbah lalu pulang dengan disambut sahabt perjalanan kami, hujan.

Kamis, 12 Desember 2013

Hari Yang Menyenangkan Bersama Anak - Anak

Hari ini aku bersama anak - anak kelas 2 SD Sanggar Anak alam membuat karya. Bersama pak Adi (orangtua siswa), kami diajari membuat kincir angin dari botol bekas.
Semua anak sangat antusias. Awalnya anak  laki - laki ingin membuat mobil - mobilan, tetapi mereka bingung cara memasang rodanya, demikianhalnya dengan anak - anak perempuan. Mereka bingung mau membuat apa meskipun pak Adi sudah memberi ide untuk membuat kincir angin.
Akhirnya pak Adi mulai memberi contoh membuat kincir angin, aku pun penasaran dan mulai mengikuti pak Adi. Lalu anak - anak perempuan akhirnya ikut membuat kincir angin diikuti oleh beberapa anak laki - laki. Flo, Thomas dan Kaka memilih untuk membuat kapal dengan cara mereka sendiri.
30 menit kemudian, semua anak sudah sibuk membanggakan hasil karya mereka. Yang membuat Kapal langsung dibawa ke selokan depan kelas, sedang yang membuat kincir angin langsung di bawa keluar  karena kebetulan angin cukup kencang.
Aku  pun tak mau kalah dengan anak - anak, aku mencoba kincir anginku bersama mereka. Seperti mereka yang bahagia, puas dan bangga dengan karyanya, aku pun merasa sangat bahagia. Entah karna kincir anginku, entah karna kebersamaan itu atau karna aku merasa seperti anak - anak lagi, aku juga ga mengerti. Tapi yang jelas, siang tadi aku merasa sangat bahagia bersama anak - anakku.

Selasa, 03 Desember 2013

Berbagi Hidup

Hari ini aku merasa benar - benar hidup. Aku merasa menjadi sesosok orang yang berguna. Mengapa?
Karena aku akan memberi arti bagi orang lain.
Mimpi, ya mimpi yang telah membawaku ke tempat ini setelah aku berputar - putar di jalan yang ternyata bukan jalanku.
Dulu, aku memang sangat ingin menjadi sosok yang memberi arti bagi anak - anak. Mengapa anak - anak,? karena masa itu, masa yang penting bagi seseorang. Orang yang sukses di hidupnya tidak lepas dari pendidikan yang diterimanya saat masa kecil.
Dasar, ya..
Pendidikan dasar, itulah yang menjadi Misi hidupku untuk anak - anak. Lebih dari itu, Tuhan sendiri menanamkan visi padaku untuk "Berbagi kehidupan dengan Anak - anak yang kurang Beruntung".
Semoga, ya semoga..
Lewat jalan ini, lewat rekan - rekanku ini, aku bisa menjawab panggilan Tuhan itu.
Satu Hal ku mengerti hari ini, HIDUPKU AKAN MENJADI LEBIH BERARTI KETIKA AKU MAMPU MEMBERI ARTI BAGI HIDUP ORANG LAIN".

Rabu, 30 Oktober 2013

Lubang Hati

"Ku buka mata dan ku lihat dunia
‘tlah ku terima anugerah Cinta-Nya
Tak pernah aku menyesali yang ku punya
Tapi ku sadari ada lubang dalam hati

Ku cari sesuatu yang mampu mengisi lubang ini
Ku menanti jawaban apa yang dikatakan hati
Apakah itu kamu apakah itu dia
Selama ini ku cari tanpa henti
Apakah itu cinta apakah itu cita
Yang mampu melengkapi lubang dalam hati

Ku mengira hanya dialah obatnya
Tapi ku sadari bukan itu yang kucari
Ku teruskan perjalanan panjang yang begitu melelahkan
Dan ku yakin kau tak ingin aku berhenti
Apakah itu kamu apakah itu dia
Selama ini ku cari tanpa henti
Apakah itu cinta apakah itu cita
Yang ’kan mengisi lubang dalam hati"

Itu adalah serangkain lirik lagu "Lubang di Hati" miliknya Letto. Lagu ini selalu mengingatkan ku pada perjalanan hidupku. Perjuangan demi perjuangan telah ku lewati namun ruang kosong dalam hidupku justru semakin nyata. Masa demi masa ku coba jalani namun tetap saja belum ku temukan 'sesuatu' yang mampu melengkapi kekosongan itu. Apa? Siapa? Dimana? Kapan? entahlah....
Pernah ku pikir pilihan inilah yang akan mengisi kekosongan itu tapi nyatanya masih ada pilihan lain yang seolah lebih mampu melengkapiku.
Mungkinkah demikian?? entahlah...
Nyatanya kehidupanku terus berlanjut dan pencarian itu akan terus ku lakukan..
entah, entah kamu, entah dia, entah Cinta ataukah Cita yang akan melengkapi hidupku.

Minggu, 20 Oktober 2013

Ku Renggangkan Genggamanku

Pengalaman kehilangan orang - orang yang ku kasihi adalah pengalaman menyakitkan dan menakutkan yang pernah ku alami dalam hidupku. Bertahun - tahun aku terkurung oleh ketakutanku pada rasa kehilangan itu. Aku berusaha sedemikian keras agar pengalaman itu tak terulang lagi, berkali - kali aku memagari dan menggenggam erat apa yang ku kasihi namun berkali - kali pula aku kehilangan dan lara hati. Hingga aku merasa bahwa aku memang tidak layak dikasihi, seberapapun aku berusaha aku pasti akan ditinggalkan. Akhirnya aku  letih, letih yang teramat sangat.
Suatu hari seseorang bicara padaku, Semua hal yang kamu miliki (bahkan orang - orang yang kamu kasihi) adalah milik Tuhan, jadi berikan kepada-Nya kalau Dia memintanya kembali.
 Mulai saat itu aku berusaha keras untuk tidak lagi memeluk dan menggenggam dengan erat di tengah rasa ketakutanku yang sedemikian bear. Aku mencoba berlahan untuk melepaskan genggamanku pelan - pelan dan membiarkan DIA menyembuhkan luka - lukaku.
Saat ini,
Saat ketakutan itu datang lagi, saat seolah - olah kehilangan kembali datang seperti momok yang menciutkan hatiku, ku ingat kembali kata - kata itu.
Kamu bukan milikku, kamu pemberian Tuhan untuk mengisi hari - hariku. Aku tak akan menggam erat dirimu agar genggaman itu tak melukai diriku, agar kehilangan itu tidak menyakitkan saat Dia memintamu kembali.

Senin, 14 Oktober 2013

Keberagaman Agama: Kekayaan Atau Ancaman?





 orang sudah mati kok ya masih saja dikubur dipemakaman yang terpisah dari agama lain ya!” ungkap teman saya tempo hari ketika melihat maraknya tempat pemakaman yang hanya menampung pemeluk agama tertentu saja. Ungkapan ini cukup mengusik pikiran saya, saya jadi teringat juga ketika hendak mencari kos – kosan di Yogyakarta, dengan penuh semangat saya membaca tulisan “Menerima Kost” tetapi ketika saya dekati ternyata tulisan tersebut masih berlanjut dengan kriteria beragama tertentu. Demikian halnya dengan beberapa perumahan yang saya dapati berlabel agama tertentu. Namun, saya belum tahu apakah fenomena pengelompokkan diri berdasarkan agama yang sama tersebut juga terjadi di kota – kota lain.
Keberagaman Agama di negara kita sering dielu – elukan sebagai keindahan dan kekayaan bangsa kita. Namun, jika melihat fenomena pengelompokkan seseorang berdasarkan agama tersebut, saya jadi  berpikir masihkah keberagaman agama di Indonesia menjadi keindahan dan kekayaan bangsa kita? Jangan – jangan keberagaman agama justru menjadi ancaman persatuan dan kesatuan bangsa kita?Bagaimana tidak, pengelompokkan ini jelas membangun dinding pemisah antara penganut agama A dan Penganut agama B, dinding ini pula yang memperjelas bahwa penganut agama A dan penganut agama B berbeda sehingga harus dipisahkan. Masalahnya adalah bagaimana kita dapat benar – benar merasakan bahwa keberagaman agama itu sebagai keindahan dan kekayaan jika kita hanya berada di lingkungan dengan pemeluk agama yang sama?  Dan bagaimana kita dapat membangun kerukunan antar umat beragama jika kita hanya mengenal pemeluk agama yang sama?
Pengelompokkan – pengelompokkan berdasarkan agama yang sama memang bukan pemandangan yang baru bagi kita. Sejak play group anak disekolahkan di lingkungan sekolah yang muridnya seagama, di sekolah lanjutan anak belajar agama dikelompok – kelompokkan berdasarkan agama yang sama, tinggal di perumaham yang seagama, bekerja bahkan sampai meninggalpun dikubur di pemakaman orang – orang yang seagama.
 Pengelompokkan seseorang berdasarkan agama yang sama tersebut memang bukan tanpa alasan. Pada masa orde baru, pengelompokkan tersebut bahkan sengaja dibuat demi mempertegas garis pembeda antara agama yang satu dengan agama yang lain sehingga sinkretisme agama tidak terjadi dan kemurnian ajaran suatu agama tetap terjaga. Hal ini mengingat sinkretisme agama merupakan bidah yang menyesatkan. Dengan demikian, membicarakan masalah agama dengan penganut agama yang lain adalah hal yang riskan untuk dilakukan. Khusus dalam bidang pendidikan agama di sekolah, peserta didik dipisahkan berdasarkan agamanya masing – masing karena dianggap sudah sewajarnya demikian mengingat setiap agama mempunyai sistem kepercayaan yang berbeda, yang tidak mungkin disandingkan secara bersama dalam pendidikan agama(Interfidei, 2007).
Pengelompokkan seseorang berdasarkan agamanya mungkin menjawab masalah kemurnian ajaran suatu agama tetapi belum bahkan tidak menjawab masalah konflik berlatarbelakang agama yang terus terjadi di Indonesia. Kompas.com(2012) mengemukakan bahwa setidaknya 65 % dari total 2.398 kasus kekerasan dan diskriminasi yang terjadi di Indonesia pasca reformasi adalah kekerasan yang dilatarbelakangi oleh agama. Kenyataan ini tentu sangat memprihatinkan apalagi kasus kekerasan berlatarbelakang agama tersebut merupakan kasus diskriminasi terbanyak dibanding kasus diskriminasi lain seperti diskriminasi terhadap etnis, gender dan orientasi seksual. Dialog – dialog antar tokoh agama sering dilakukan tetapi konflik berbau agama masih saja menghiasi layar televisi kita. Konflik – konflik tersebut jelas secara tidak langsung akan membangun cara pandang kita terhadap agama lain. Padahal jika cara pandang kita tehadap agama lain terbentuk dari konflik tersebut maka jelas hal – hal buruklah yang akan kita dapatkan dari agama lain karena konflik tentu tidak akan pernah menyajikan keindahan. Oleh sebab itu, tidak sedikit konflik lain terjadi karena sudut pandang yang salah kemudian ditambah dengan kecurigaan – kecurigaan terhadap agama lain.
Melihat realitas tersebut,  mengenal dengan benar siapa, apa dan bagaimana agama lain perlu kita lakukan agar kita memiliki sudut pandang yang benar akan agama lain. Cara yang paling efektif untuk mengenal agama lain adalah dengan berinteraksi langsung dengan penganut agama lain. Dengan berinteraksi langsung maka kita bukan hanya belajar tentang agama lain melainkan juga membangun persaudaraan. Interaksi langsung juga memungkinakan kita memiliki sudut pandang yang benar terhadap agama lain sehingga kecurigaan – kecurigaan terhadap agama lain yang memicu konflik dapat dilenyapkan. Namun bagaimana interaksi ini dapat dilakukan jika kita cukup nyaman dilingkungan yang seagama? Semoga kita segera sadar bahwa Indonesia benar – benar Bhineka dan memiliki hati untuk mewujudkan semboyan bangsa kita “BHINEKA TUNGGAL IKA”.

Minggu, 09 Juni 2013

DOA BAPA KAMI DALAM BERBAGAI BAHASA ..

BAHASA JAWA..

DONGA "RAMA KAWULA"

Dhuh, Rama kawula ingkang wonten swarga.
Asma Tuwan mugi kasucekna.
Kraton Tuwan mugi rawuha.
Karsa Tuwan mugi kalampahana,
kadosdene wonten ing swarga,
inggih mekatena ugi wonten ing bumi.
Mugi kawula sami Tuwan paringi
rejeki kawula sacekapipun ing dinten punika.
Saha Tuwan mugi ngapunten
sakathahipun kalepatan kawula,
kadosdene kawula sami ngapunten ing tetiyang
ingkang kalepatan dhateng kawula.
Punapa malih kawula mugi sampun ngantos sami
katandukaken dhateng panggodha,
mugi sami Tuwan uwalaken saking pangawak dursila.
Awitdene Tuwan ingkang kagungan kraton
saha wisesa tuwin kamulyan
langgeng salaminipun.
Amin.

ARAMAIC (ARAMIK)
Doa Bapa Kami Bahasa Aramaic (Bahasa Asli Yesus)
אַבָּא Abwoon

אַבָּא Abwoon d'bwashmaya,
יִתְקַדַּשׁ שְׁמָךְ Nethqadash shmakh,
תֵּיתֵי מַלְכוּתָךְ Teytey malkuthakh.
לַחֲמַנָא דִּי מִסְתְּיָא Nehwey tzevyanach aykanna d'bwashmaya aph b'arha.
הַב לַנָא יוֹמַא דְנָה Hawvlan lachma d'sunqanan yaomana.
וּשְׁבֹק לַנָא חוֹבַינָא Washboqlan khaubayn (wakhtahayn)
כְּדִי שְׁבַקְנָא לְחַיָּבַינָא aykana daph khnan shbwoqan l'khayyabayn.
וְלָא תַּעֲלִנָּא לְנִסְיוֹנָא Wela tahlan l'nesyuna.
Ela patzan min bisha.
Metol dilakhie malkutha wahayla wateshbukhta l'ahlam almin.
Amen.

HEBREW (IBRANI)
אבינו Avinu
אבינו שבשמים Avinu shebashamayim, yitkadash shemekha.
יתקדש שמך Tavo malkhutekha ye’aseh r’tsonekha
תבוא מלכותך, יעשה רצונך ba’arets ka’asher na’asah vashamayim.
כבשמים כן בארץ. Ten-lanu haiyom lechem chukeinu.
את לחם חקנו תן לנו הים, u’selach-lanu et-ashmateinu ka’asher
וסלח לנו על חטאינו solechim anachnu la’asher ashmu lanu.
כפי שסולחימ גם אנחנו לחוטאים לנו. Ve’al-tevieinu lidei massah,
ואל תביאנו לידי נסיון, כי אם חלצנו מן הרע. ki im-hatsileinu min-hara.
Ki lakha hamamlakha vehagevurah
vehatiferet l’olemei olamim. Amen.

GREEK (YUNANI)
Pater hēmōn
Πάτερ ἡμῶν ὁ ἐν τοῖς οὐρανοῖς
ἁγιασθήτω τὸ ὄνομά σου• Pater hēmōn, ho en tois ouranois
ἐλθέτω ἡ βασιλεία σου• hagiasthētō to onoma sou;
γενηθήτω τὸ θέλημά σου, elthetō hē basileia sou;
ὡς ἐν οὐρανῷ καὶ ἐπὶ τῆς γῆς• genethetō to thelēma sou
τὸν ἄρτον ἡμῶν τὸν ἐπιούσιον δὸς ἡμῖν σήμερον• hōs en ouranōi, kai epi tēs gēs;
καὶ ἄφες ἡμῖν τὰ ὀφελήματα ἡμῶν, ton arton hēmōn ton epiousion dos hēmin sēmeron;
ὡς καὶ ἡμεῖς ἀφίεμεν τοῖς ὀφειλέταις ἡμῶν• kai aphes hēmin ta opheilēmata hēmōn,
καὶ μὴ εἰσενέγκῃς ἡμᾶς εἰς πειρασμόν, hōs kai hēmeis aphiemen tois opheiletais hēmōn;
ἀλλὰ ρῦσαι ἡμᾶς ἀπὸ τοῦ πονηροῦ. kai mē eisenenkēis hēmas eis peirasmon,
[Ὅτι σοῦ ἐστιν ἡ βασιλεία καὶ ἡ δύναμις καὶ ἡ δόξα εἰς τοὺς αἰῶνας•] alla rhusai hēmas apo tou ponērou.
ἀμήν. [Hoti sou estin hē basileia, kai hē dúnamis, kai hē doxa eis tous aiōnas;]

LATIN
Pater noster
Pater noster, qui es in caelis;
sanctificetur nomen tuum;
adveniat regnum tuum;
fiat voluntas tua,
sicut in caelo et in terra.
Panem nostrum cotidianum da nobis hodie;
et dimitte nobis debita nostra,
sicut et nos dimittimus debitoribus nostris;
et ne nos inducas in tentationem;
sed libera nos a malo.
(Quia tuum est regnum, et potestas, et gloria in saecula.) Amen.

INGGRIS
Our Father
Our Father, who art in Heaven,
hallowed be Thy Name.
Thy Kingdom come, Thy Will be done,
on Earth, as it is in Heaven.
Give us this day our daily bread,
and forgive us our trespasses,
as we forgive those who trespass against us.
but deliver us from evil.
[For thine is the kingdom, and the power, and the glory,
for ever and ever.] Amen.

ARABIC (ARAB)
ابانا الذي في السموات Abānā alladhī fī s-samāwāti
ليتقدس اسمك li-yataqaddasi 'smuka
ليات ملكوتك li-ya'ti malakūtuka
لتكن مشيئتك li-takun mashī`atuka
كما في السماء كذلك على الارض kamā fī s-samā`i, kadhālika ´alā l-ardi
خبزنا كفافنا اعطنا اليوم khubzanā kafāfanā a´tinā l-yawma
واغفر لنا ذنوبنا wa-ghfir lanā dhunūbanā
كما نغفر نحن ايضا للمذنبين الينا kamā naghfiru nahnu aydan li-l-mudhnibīna ilaynā
ولا تدخلنا في تجربة wa-lā tudkhilnā fī tajribatin
لكن نجنا من الشرير lākin najjinā mina sh-shirrīri.
آمين āmīn.

JAPAN
Ten ni imasu watashitachi no chichi yo
O-na ga agameraremasu yoo ni
O-kuni ga kimasu yoo ni
Mikokoro ga ten de okonawareru yoo ni
Chi de mo okonawaremasu yoo ni
Watashitachi no higoto no kate o
kyoo mo o-atae kudasai
Watashitachi no oime o o-yurushi kudasai
Watashitachi mo watashitachi ni
oime no aru hitotachi o yurushimashita
Watashitachi o kokoromi ni awasenaide,
Kuni to chikara to sakae wa tokoshie ni
anata no mono da kara desu
Aamen.

BATAK KARO ( Karo Batak )
Dage, bagenda nindulah ertoto:
O bapa kami si i Surga
Terpujilah gelarndu si Badia
Rehlah min KinirajanNdu
Sehlah min peratenNdu i doni enda bagi i Surga
Bereken min man kami nakan cukup ibas wari si sendah enda
Alemi min salah kami bagi ialemi kami salah kalak kempak kami.
Ula min kami ibaba kam ku bas percuban
tapi pulahi min kami ibas si jahat nari.
(Sabap kam kap si mada Kinirajan ras aku kara o-sukui kudasai Kuasa ras Kemulian si ndeka-ndekahna. Amin.)

Bahasa Jerman

Unser Vater im Himmel,
Dein Name werde geheiliget.
Dein Reich komme.
Dein Wille geschehe auf Erden wie im Himmel.
Unser tägliches Brot gib uns heute.
Und vergib uns unsere Schulden, wie wir unsern Schuldigern vergeben.
Und führe uns nicht in Versuchung,
sondern erlöse uns von dem Übel.
Denn dein ist das Reich und die Kraft und die Herrlichkeit in Ewigkeit.
Amen.


Bahasa Tagalog

Ama namin, sumasalangit Ka,
Sambahin ang ngalan Mo.
Mapasaamin ang kaharian Mo,
Sundin ang loob Mo
Dito sa lupa para ng sa Langit.
Bigyan Niyo kami ngayon ang aming kakanin sa araw-araw
At patawarin Mo kami ng aming mga sala
Para ng pagpapatawad namin sa nagkasala sa amin.
At huwag Mo kaming ipahintulot sa tukso
At iadya Mo kami sa lahat ng masama.
Sapagkat sa Iyo ang kaharian, kapangyarihan at kaluwalhatian
Ngayon at magpasawalanghanggan.
Amén.

BAHASA INDONESIA

Versi Katolik
(terjemahan misionaris di Melaka, Malaysia)

Bapa kami yang ada di surga,
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam surga.
Berikanlah kami rezeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.]


Versi Protestan
(tertulis pada Injil Matius versi Terjemahan Baru)

Bapa kami yang di sorga,
dikuduskanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,
dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga telah mengampuni
orang yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
[Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin.]


Bahasa Tonsea (Minahasa)
Ama` ami mena ung kasendukan,
Ngaran Nu ipakarakè-rakèk,
maimo ungkapètoranNu,
um pa`pa`adanNu mamoali wia u wawontana` tanu mena ung kasendukan.
wèanai kami nendo nania ya`ai u wèkè pinakatoro-toro
tèa`kan wèan ghenang u lèwo siniwo ami ,
taintu kan nikami dai` mawè ghenang witu lèwo` nè wadina wia nikami;
wo tèa`kan iwadi nikami witu umpanguni`an,
karengan uman tarè` engkasan nikami witu u lèwo.
(Nu anuMu uman ungkapètoran, ung keted wo ungkawangunan akad ung kaurèurè, udit taintu)

Bahasa Sunda

Nun Ama di sawarga.
Mugi jenengan Ama nu suci dimulyakeun.
Karajaan Ama mugi rawuh.
Pangersa Ama mugi
laksana di dunya, sapertos di sawarga.
Mugi abdi dinten ieu dipaparin tedaeun nu picekapeun.
Sareng hapunten kalelepatan abdi, sakumaha abdi oge parantos ngahapunten ka nu gaduh kalelepatan ka abdi.
Mugi abdi ulah diterapan cocoba anu abot,
sawangsulna mugi di salametkeun ti panggoda Iblis.
Wirehi nya Ama nu jumeneng Raja, kawasa sareng mulya, salalanggengna.
Amin.

Bahasa Batak Toba
Ale Amanami nadi banua ginjang.
Sai pinarbadia ma goarMu.
Sai ro ma harajaonMu.
Sai saut ma lomo ni rohaM
Di banua tonga on songon nadi banua ginjang.
Lehon ma tu hami sadari on hangoluan siapari.
Sesa ma dosanami, songon panesanami di dosa ni dongan namardosa tu hami.
Unang hami togihon tu pangunjunan.
Palua ma hami sian pangago.
[Ai Ho do nampuna harajaon dohot hagogoon rodi hasangapon saleleng ni lelengna.
Amen.]

Betawi..
Babe kite nyang ade di surge
dikudusin name Loe ye Beh ye
Datengleh kerajaan Loe di bumi atawe di
surge sono
Jadileh ape nyang Loe mau deh Beh
Bagiin dong bocah2 Loe ini makanan
secukupnye
dan ampunin 'deh aye dari segale sale kate
ato ape kek nyang kage
berkenan di ati Babe
same kayak aye nih juge ngampunin
sesame
aye.
dan jauhin aye dari nyang ja'at ja'at
yah, 'pan
Loe 'Beh nyang
bosnye
kerajaan dan kuase selame lamenye.
Udahan dulu ye 'Beh, Amiiiiin.

Bahasa Simalungun

Ham Bapanami na i nagori atas.
Sai pinapansing ma Goran-Mu.
Sai roh ma harajaon-Mu.
Sai saud ma harosuh ni uhur-Mu
i nagori tongah on songon na i nagori atas.
Bere Ham ma bannami sadari on hagoluhan ari-ari.
Sasap Ham ma dousanami,
songon panasapnami bani dousa ni hasoman, na mardousa dompak hanami.
Ulang ma bobai Ham hanami hu parlajouan,
tapi paluah Ham ma hanami humbani pangagou.
[Ai Ham do simada harajaon
ampa hagogohon ampa hasangapon sadokah ni dokahni.
Amen.]

Bahasa Nias

versi Katolik:

He ama khöma siso ba zorugo,
yaniamoni'ö döi-U,
ya'itörö zomasi ndra'ugö,
hulö simane ba zorugo
yasimanö göi ba gulidanö
öma sirugi ma'ökhö
be'e khöma ma'ökhö andre
ba efa'ö khöma horöma,
simane fangefa'öma horö ba niha sifasala khöma;
ba böi fa'amöi ndra'aga ba wanandraigö,
efa'öga moroi bazilö sökhi
Amen.]

Bahasa Perancis

Notre Père qui es aux cieux!
Que ton nom soit sanctifié;
que ton règne vienne;
que ta volonté soit faite sur la terre comme au ciel.
Donne-nous aujourd'hui notre pain quotidien;
pardonne-nous nos offenses,
comme nous aussi nous pardonnons à ceux qui nous ont offensés;
ne nous induis pas en tentation,
mais délivre-nous du malin.
[Car c'est à toi qu'appartiennent, dans tous les siècles,
le règne, la puissance et la gloire. Amen!]


Padre Nostro, che sei nei cieli,
Sia santificato il tuo nome.
Venga il tuo regno,
Sia fatta la tua volontà,
Come in cielo, così in terra.
Dacci oggi il nostro pane quotidiano,
E rimetti a noi i nostri debiti,
Come noi li rimettiamo ai nostri debitori.
E non ci indurre in tentazione,
Ma liberaci dal male.
Amen.

Bahasa Portugis

Pai Nosso
Que estais nos Céus,
Santificado seja o Vosso nome.
Venha a nós o Vosso reino,
«Seja feita a Vossa vontade
Assim na Terra como no Céu.
«O pão nosso de cada dia nos dai hoje.
«Perdoai-nos as nossas ofensas
Assim como nós perdoamos a quem nos tem ofendido
E não nos deixeis cair em tentação
E livrai-nos do mal.
Amén.

Rabu, 05 Juni 2013

PENANTIAN INI...

Aku tak Merasa kalah dalam penantian ini,
Aku hanya merasa lelah yang teramat sangat.
Setelah mengurung hatiku dalam Cinta yang tak pernah berjawab.
Aku seperti tertusuk duri yang tak pernah kusadari seberapa dalam meninggalkan luka perih.
Menikmati sakitnya sampai tak terasa luka telah mengalirkan darah,
Begitu dalamnya cinta menghujam, hingga tak bisa lagi ku bedakan mana tangis, mana tawa.
Dua - dua nya telah menjadi satu dalam Butiran Nelangsa,
Terbata dalam Kata, Tertatih dalam Jejaknya dan Tersia - Sia tanpa rekah Bahagia.
Aku mungkin belum kalah, tapi yang pasti aku mulai kecewa..
Membawa kakiku menjauh dari CINTAMU.
Perlahan tapi pasti, tertahan tapi tak punya daya untuk kembali.
Aku mungkin telah pergi,
Tapi aku tak pernah berlalu darimu.

Sabtu, 25 Mei 2013

AKU

Malam itu aku terhenyak,
Tiba - tiba aku tersadar,
Aku kehilangan 'roh'ku,
'Roh'ku tertinggal di masa 20 tahun silam,
tepat kala bapakku meninggalkan aku untuk selamanya.
Hidupku seolah ikut mati bersama dia,
Lalu siapa aku selama ini?
sebuah tubuh yang kehilangan 'roh', seperti berjalan tanpa terjaga.
Menjalani kehidupan dengan setengah sadar,
Membiarkan kekosongan hati tanpa penguhi.
Kenapa??
karna aku terlalu takut menghadapi kenyataan bahwa dia telah tiada.
Kosong,
Dan kala seorang pria datang kepadaku, aku memasukkan dia ke dalam kekosongan itu.
Kubiarkan diriku terlena dalam kenyamanan fatamorgana.
Entahlah...
Bagaimana membuat diriku sadar, dan dengan besar hati menerima kenyataan itu.
Aku ingin menjadi diriku saat ini,

Selasa, 26 Maret 2013

"BAPAK"

Bapak..
Ah, asing sekali kata itu di lidahku.
Setiap kali aku mencoba meresapi kata itu maka semakin aku merasa ada sesuatu yg kosong di diriku.
Entah, entah itu apa.
Kadang aku memang mengabaikannnya,
Tapi kadang aku juga merasa sangat kehilangan sosok itu.
Bahkan perasaan kehilangan itu lebih besar dibandingkan saat dulu bliau meninggalkanku
Saat aku merindukannya,
Aku sangat merindukannya seperti dia akan kembali lagi kepadaku.
Pernah suatu malam aku bermimpi dia datang kepadaku dan memelukku,
Aku menangis, dan berkata "Bapak, jangan tinggalkan aku".
Saat aku terbangun, aku menangis tersedu - sedu.
Hatiku benar - benar pilu,
Entah, Mungkin alam bawah sadarku belum menerima kenyataan bahwa bapak sudah tiada.

Bapak,
Saat - saat berat seperti ini aku sering mengingatmu,
Aku sangat berharap engkau ada disini,
Betapa aku menginginkan nasihatmu,
Menuntunku ke jalan mana yang harus ku pilih.

20tahun sudah berlalu,
Selama itu pula aku merasa kekosongan di dalam diriku.
Ah, bapak... Mungkinkah engkau mendengar dan melihatku??
Aku rindu engkau,
Sangat rindu.
Datanglah dalam mimpiku malam ini....

Jumat, 15 Maret 2013

CINTAku..



“Bertepuk Sebelah Tangan”
(Sebuah Refleksi Film TANAH SURGA, KATANYA...)

Mencintai mu tak ubahnya mencintai seseorang yang tak berbalas,
Aku begitu membanggakamu namun kau tak membalas cinta ku.
Justru sebaliknya, kesusahan dan penderitaanlah yang selalu ku terima.
Bertepuk sebelah tangan, mungkin itu pribahasa yang tepat untuk menggambarkan cinta ku pada mu
Di sisi lain ada seseorang yang siap sedia memberikan segala kenyamanan dan keindahannya bagi ku asal aku mau melepas kecintaanku padamu,
Yaaah, pilihan yang sulit memang..
Bahkan akhirnya demi cintaku padamu, aku harus membayar dengan nyawaku.
Ooohhh negriku, oooh tanah surgaku.
Begitu mahal harga yang harus ku bayar untuk mencintaimu,
Tapi satu yang ku pegang: apapun yang terjadi, tak akan pernah mengurangi rasa cintaku padamu, INDONESIA RAYA ku

“Tanah surga: katanya...”
Bukan lautan hanya kolam susu: katanya...
Tapi kata kakekku hnya orang - orang kaya yang bisa minum susu
Kail dan jala cukup menghidupimu:  katanya...
Tapi kata kakeku ikan2 kita dicuri oleh banyak negara
Tiada badai tiada topan kau temui: katanya.....
Tapi kenapa ayahku tertiup angin ke Malaysia
Ikan dan Udang menghampirimu: katanya....
Tapi kata kakek: awas!!! ada udang di balik batu!
Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman: katanya....
Tapi kata dokter  intel belum semua rakyatnya sejahtera, banyak pejabat yang menjual  kayu dan batu untuk membangun SURGANYA SENDIRI.