Hujan
mengguyur jogja pagi itu kala aku hendak beranjak menuju kantor Yayasan Sahabat Gloria. Sesampai di
kantor, teman – teman menyambutku dan membawakan barang bawaanku. Seorang teman
lalu mengajakku foto bersama sebagai
tradisi pelepasan fasilitator menuju kalimantan. Mobil hitampun akhirnya
mengantarkanku menuju bandara bersama lima teman kantorku.
Bandara
nampak sibuk dengan hiruk pikuk penerbangan dan seolah tak begitu ramah dengan
diriku yang baru pertama menginjakkan kaki di bandara. Yaa, ini adalah
penerbangan pertamaku. Aku berdebar sampai ingin meledak rasanya menahan rasa
bahagia dan antara percaya dan tidak percaya bahwa aku akan terbang menuju
pulau baru.
Pkl.10.30
aku dan seorang temanku masuk bandara. Seorang petugas memeriksa tiket kami
lalu mempersilahkan kami masuk. Barang – barang kami diperiksa terlebih dahulu
lalu kami dipersilahkan untuk cek in.
Setelah menunggu kira – kira 15 menit kami kemudian menuju ruang tunggu.
Temanku mengajak duduk menuju gate paling ujung, “biasanya di sana gatenya yas”,
kata temanku. Aku melihat sekelilingku, nampak penumpang di gate 3 begitu
berjubel. Ah, aku masih tidak percaya bahwa aku akan terbang, pikirku.
Tepat
pukul 11.20, penumpang Lion Air dengan tujuan Banjarmasin dipersilahkan
memasuki pesawat. Rintik hujan nyatanya tidak membuat burung besi itu enggan
terbang. Ku langkahkan kakiku dengan mantap menuju landasan dan mendekati
pesawat. Ku naikki tangga pesawat dan ku nikmati setiap tangganya penuh syukur.
Seorang pramugari cantik menyapa kami dan mempersilahkan kami masuk. “Ini yas, kursi
kita, kamu di dekat jendela” kata temanku sambil menunjukkan kursi yang akan
kami dudukki. Kali ini aku benar – benar meledak, bahagia bercampur rasa
penasaran menikmati penerbanganku, seorang pramugari lalu menjelaskan cara
menggunakan sabuk pengaman. Setelah kurang lebih 15 menit, akhirnya burung besi
itu mencakarkan kakinya di landasan pacu kemudian mengepakkan sayapnya menembus
awan. Ku lihat rumah – rumah semakin kecil, kecil hingga hanya awan putih yang
nampak. Kali ini rasanya seperti saat aku memanjat pohon mangga yang tinggi.
Telinga sakit seperti yang diceritakan teman – temanku nyatanya tak ku rasakan,
hanya aku merasa sedikit ngantuk dan akupun tertidur.
Pkl.
11.50 aku terbangun dan melihat ke bawah dari jendela kecil disebelahku. Nampak
butiran putih mirip awan di tengah hamparan biru sedikit hitam, aku pikir itu
karna pesawat terlalu tinggi, ternyata pesawat berada di atas laut jawa. Beberapa
kemudian nampak kapal – kapal mengangkut batu bara, air laut nampak kecoklatan,
entah kenapa. Kemudian ku lihat sungai berkelok – kelok sangat indah, hamparan
rawa dan rumah2 serta jalan pun mulai nampak. Ya, kami akan segera mendarat di Banjarmasin.
Pkl.
12.35, pesawat itupun akhirnya benar – benar mendarat, rasanya seperti menaiki
roller coaster kala pesawat hendak landing. Ah, menyenangkannya, batinku.Pramugari
lalu mempersilahkan kami keluar. Aku pun dengan penuh mantap keluar dari kapal
dan udara panas banjarmasinpun langsung menyambutku. Terima kasih Tuhan,
batinku. Bis bandara kemudian mengangkut kami menuju bandara untuk mengambil
barang – barang kami. Setelah memasuki ruang kedatangan, aku melihat
sekelilingku dan mencoba menikmatinya. Sementara menunggu barang – barangku,
aku menghubungi keluarga bahwa aku sudah sampai di kalimantan.
Bandara
Syamsudin Noor hari itu nampak padat sekali, banyak penumpang yang akan
menunaikan haji dan umroh. Kami pun menunggu mobil yang akan membawa kami ke kualakapuas
di beranda bandara. Borneo, I’m Coming, teriakku dalam hati sambil menikmati
sambutan hawa panasnya.
3
jam menunggu, akhirnya mobil yang menjemput kami datang. Setelah mengantar
teman yang akan terbang ke bandara, akhirnya kami menuju kualakapuas. Seperti
dugaanku sebelumnya, rawa, sungai dan tanah lempung akan menjadi pemandangan
perjalanan kami. Sungai besar, jembatan besar dan panjang adalah pemandangan
menakjubkan bagiku. Luarbiasa sekali Tuhan, batinku.
Pkl.
19.30, akhirnya kami sampai di barak kami, di Kualakapuas. Barak dengan rumput
liar yang tinggi di halamannya. Antara percaya dan tidak percaya tapi
benar, itu adalah barak yang akan kami
tempati. Aku pun masuk lalu beristirahat.
Terimakasih
Tuhan, Itu sudah!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar