Sabtu, 08 Februari 2014

Borneo I'm Coming

Hujan mengguyur jogja pagi itu kala aku hendak beranjak menuju kantor Yayasan Sahabat Gloria. Sesampai di kantor, teman – teman menyambutku dan membawakan barang bawaanku. Seorang teman lalu mengajakku foto  bersama sebagai tradisi pelepasan fasilitator menuju kalimantan. Mobil hitampun akhirnya mengantarkanku menuju bandara bersama lima teman kantorku.
Bandara nampak sibuk dengan hiruk pikuk penerbangan dan seolah tak begitu ramah dengan diriku yang baru pertama menginjakkan kaki di bandara. Yaa, ini adalah penerbangan pertamaku. Aku berdebar sampai ingin meledak rasanya menahan rasa bahagia dan antara percaya dan tidak percaya bahwa aku akan terbang menuju pulau baru.
Pkl.10.30 aku dan seorang temanku masuk bandara. Seorang petugas memeriksa tiket kami lalu mempersilahkan kami masuk. Barang – barang kami diperiksa terlebih dahulu lalu kami  dipersilahkan untuk cek in. Setelah menunggu kira – kira 15 menit kami kemudian menuju ruang tunggu. Temanku mengajak duduk menuju gate paling ujung, “biasanya di sana gatenya yas”, kata temanku. Aku melihat sekelilingku, nampak penumpang di gate 3 begitu berjubel. Ah, aku masih tidak percaya bahwa aku akan terbang, pikirku.
Tepat pukul 11.20, penumpang Lion Air dengan tujuan Banjarmasin dipersilahkan memasuki pesawat. Rintik hujan nyatanya tidak membuat burung besi itu enggan terbang. Ku langkahkan kakiku dengan mantap menuju landasan dan mendekati pesawat. Ku naikki tangga pesawat dan ku nikmati setiap tangganya penuh syukur. Seorang pramugari cantik menyapa kami dan mempersilahkan kami masuk. “Ini yas, kursi kita, kamu di dekat jendela” kata temanku sambil menunjukkan kursi yang akan kami dudukki. Kali ini aku benar – benar meledak, bahagia bercampur rasa penasaran menikmati penerbanganku, seorang pramugari lalu menjelaskan cara menggunakan sabuk pengaman. Setelah kurang lebih 15 menit, akhirnya burung besi itu mencakarkan kakinya di landasan pacu kemudian mengepakkan sayapnya menembus awan. Ku lihat rumah – rumah semakin kecil, kecil hingga hanya awan putih yang nampak. Kali ini rasanya seperti saat aku memanjat pohon mangga yang tinggi. Telinga sakit seperti yang diceritakan teman – temanku nyatanya tak ku rasakan, hanya aku merasa sedikit ngantuk dan akupun tertidur.
Pkl. 11.50 aku terbangun dan melihat ke bawah dari jendela kecil disebelahku. Nampak butiran putih mirip awan di tengah hamparan biru sedikit hitam, aku pikir itu karna pesawat terlalu tinggi, ternyata pesawat berada di atas laut jawa. Beberapa kemudian nampak kapal – kapal mengangkut batu bara, air laut nampak kecoklatan, entah kenapa. Kemudian ku lihat sungai berkelok – kelok sangat indah, hamparan rawa dan rumah2 serta jalan pun mulai nampak. Ya, kami akan segera mendarat di Banjarmasin.
Pkl. 12.35, pesawat itupun akhirnya benar – benar mendarat, rasanya seperti menaiki roller coaster kala pesawat hendak landing. Ah, menyenangkannya, batinku.Pramugari lalu mempersilahkan kami keluar. Aku pun dengan penuh mantap keluar dari kapal dan udara panas banjarmasinpun langsung menyambutku. Terima kasih Tuhan, batinku. Bis bandara kemudian mengangkut kami menuju bandara untuk mengambil barang – barang kami. Setelah memasuki ruang kedatangan, aku melihat sekelilingku dan mencoba menikmatinya. Sementara menunggu barang – barangku, aku menghubungi keluarga bahwa aku sudah sampai di kalimantan.
Bandara Syamsudin Noor hari itu nampak padat sekali, banyak penumpang yang akan menunaikan haji dan umroh. Kami pun menunggu mobil yang akan membawa kami ke kualakapuas di beranda bandara. Borneo, I’m Coming, teriakku dalam hati sambil menikmati sambutan hawa panasnya.
3 jam menunggu, akhirnya mobil yang menjemput kami datang. Setelah mengantar teman yang akan terbang ke bandara, akhirnya kami menuju kualakapuas. Seperti dugaanku sebelumnya, rawa, sungai dan tanah lempung akan menjadi pemandangan perjalanan kami. Sungai besar, jembatan besar dan panjang adalah pemandangan menakjubkan bagiku. Luarbiasa sekali Tuhan, batinku.
Pkl. 19.30, akhirnya kami sampai di barak kami, di Kualakapuas. Barak dengan rumput liar yang tinggi di halamannya. Antara percaya dan tidak percaya tapi benar,  itu adalah barak yang akan kami tempati. Aku pun masuk lalu beristirahat.

Terimakasih Tuhan, Itu sudah!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar