Jika kita mendengar malaikat, maka sering yang terbesit dalam benak kita adalah sosok penolong, sosok yang tiba - tiba hadir menyelesaikan masalah kita bak SARAS 008, Superman ataupun Spiderman.
Tapi mungkin jarang kita berpikir sebaliknya,
Malaikat hadir dalam sosok seseorang yang perlu DITOLONG, mengharapkan belas kasih kita seperti halnya saat kita kesulitan dan mengharapkan sosok Malaikat datang karana kasihnya. Sosok yang Mengharapkan uluran tangan kita untuk meraihnya kemudian memeluknya. Sosok yang mengharapkan kita membantu dia berjalan dan kemudian berjalan bersamanya. Sosok yang menangis dan mengharapkan kita mengusap air matanya, mendengarkan dia dan meneguhkan hatinya. Sosok yang menginginkan kita ada bersamanya dalam kesunyiannya..
yaaa...!
Aku melihat Malaikat hari ini,
Dia memandangku penuh harap untuk mengijinkan dia sekedar melepas lelah di teras tempat tinggalku
Aku mengijinkannya,,,
tapi hatiku gelisah, cukupkah apa yang ku lakukan?
Hatiku mengatakan untuk melangkah dan mendekatinya..
Aku ragu,
Ku gerakkan tanganku untuk menuangkan segelas air minum dan saat akan melangkah, aku kemabali ragu.
Tapi akhirnya ku lakukan.....
Betapa bahagianya aku ketika ku lihat wajahnya berbinar - binar, "Sumringah" penuh syukur saat ku ulurkan segelas air minum padanya.
Bahagia...
Ya..
Aku tau itu ada di wajahnya, dan ternyata sangat sederhana.
BAHAGIA baginya hanya dengan segelas air putih yang ku berikan padanya,
sedang aku, berapa liter tiap hari air tersedia bagiku, tapi aku biasa saja. jarang aku mengucapsyukur saat ku tengguk segelas air.
Dan aku kembali tersadar........
Bahagia memang Sederhana,yaitu SEJAUH MANA KITA DAPAT BERSYUKUR.
Betapa seharusnya BAHAGIA sekali diriku karna banyak hal yang bisa ku SYUKURI dari Hidupku,
tidak Hanya Segelas AIR PUTIH.
Itulah Malaikat Renta yang ku temui pagi ini...
Meneguhkan dan membuka mata hatiku.
Bukankah Yesus juga akan bertanya "apa yang sudah kau lakukan bagi orang lemah disekitarmu?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar