Rabu, 19 Desember 2012

PANGGILAN DAN PELAYANAN

Panggilan...
Banyak orang mengasosiasikan kata ini kepada situasi yang religius. Oleh sebab itu, kata ini sering dipakai bagi mereka yang secara khusus ingin mengabdikan dirinya melalui pelayanan hal - hal kerohanian. Maka tidak heran banyak dari mereka yang masuk sekolah Teologi merasa karena mendapat "Panggilan" (dari Tuhan) tersebut. Tidak hanya mereka saja yang merasa belajar teologi adalah karena "Panggilan" melainkan juga orang - orang (warga gereja) lain juga menganggap hal yang sama. Panggilan : sebuah tugas mulia dari Tuhan untuk melayani umat-Nya melalui pelayanan kemanusiaan(khususnya: hal - hal rohani). Oleh karena Panggilan itu terkait Pelayanan maka Panggilan sering kali berujung pada pemikiran sebuah pekerjaan yang tidak memperhitungkan upah, bahkan siap untuk tidak digaji. Maka dari itu, mereka juga sering disebut dengan Pelayan Tuhan/ Hamba Tuhan.
Lalu pertanyaannya, benarkah situasi tersebut pada masa sekarng ini?? karena hampir sebagian pendeta mendapat gaji dari pelayananya,
lalu bagaimana dengan mereka yang tidak menjadi misalnya Pendeta?? benarkah mereka tidak mendapat "Panggilan" dari Tuhan untuk sebuah pelayanan kemanusiaan??
Bagaimana dengan seorang dokter yang membantu melepaskan seseorang dari penderitaan sebuah penyakit?, bagaiman dengan seorang petani yang menyediakan padi untuk di makan setiap orang setiap hari? bagaimana dengan para penjahit yang menyediakan pakaian untuk dikenakan oleh setiap orang??
yaa, banyak orang menganggap pekerjaan di luar "Panggilan" adalah pekerjaan yang hanya untuk mencari nafkah semata, mencari kedudukan, kehormatan dan kekuasaan dan bukan sebuah "Panggilan untuk Pelayanan". Oleh sebab itu, mereka dapat bekerja sesuka hatinya, korupsi, memeras, yang penting dapat gaji, ambisi menguasai, kerja keras untuk diri sendiri dan masih banyak lagi.
Di sisi lain, Pekerja Gereja/Pelayan (katanya..) yang di pandang memiliki spiritual yang lebih 'hebat' pun juga melakukan hal yang sama. Korupsi, ambisius dg Kekuasaan dan Kehormatan, tidak punya rasa belas kasihan, munafik, perceraian, selingkuh dan masih banyak daftar hitam lainnya.
Lalu bagimana dengan "Panggilan" yang menggema di awal karyanya??
lalu apa sejatinya Panggilan itu??
Bagiku Panggilan tak lain adalah TUGAS/MANDAT YANG DITETAPKAN OLEH TUHAN KEPADA SETIAP PRIBADI UNTUK DIKERJAKAN DI DUNIA GUNA MELENGKAPI SESAMANYA. Tugas/ mandat bagi setiap orang tentu berbeda - beda dan itu yang menjadi tugas setiap orang untuk mencari dan menemukannya sehingga hidupnya berguna bagi sesamanya.
Jika demikian, lalu mengapa Panggilan bagi para Pendeta khususnya dianggap lebih mulia??
Menurutku karena mereka melayani di bidang kerohaniaan menuju Keslamatan setelah kematian, dan hal Keslamatan itulah yang menjadi puncak keagamaan, yang sulit di mengerti oleh banyak orang dan hanya pendetalah yang paham. Oleh sebab itu, pendeta khususnya dipandang lebih dalam hal pekerjaan (panggilan). Meskipun demikian, menurutku panggilan pendeta tidaklah lebih baik dan mulia dari pada menjadi tukang sapu jalan, tukang parkir maupun penjual jamu gendong. Bagiku setiap orang sudah memiliki panggilannya masing - masing untuk melengkapi yang lain. Tidak mungkin seluruh dunia akan menjadi pendeta semua, atau guru semua, lalu siapa yang akan menyapu jalan? siapa yang akan menyembuhkan penyakit? siapa yang akan berdagang??
Jadi sekali lagi, alangkah baiknya jika smeua pekerjaan dipandang sebagai Panggilan untuk menjadi Pelayan Tuhan melalui pekerjaannya sehingga kita dapat melakukan yang terbaik dari diri kita untuk melengkapi sesama (melayanai sesama seperti melayani Tuhan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar